Perbincangan dengan Buku-Buku*

Baru saja kubuka pintu masuk ruang baca utama perpustakaan, mereka langsung saling berebut berteriak kepadaku. Menuturkan banyak cerita yang sulit untuk kutampung semua. Otakku—meski itu ciptaan Tuhan, tentu memiliki batas. Usianya hanya sepanjang jasadku bernapas. Tetapi, bukan itu yang aku maksud. Kali ini, maksudku adalah tentang pikiranku yang memiliki batasan tak terlihat. Ada saat di mana aku tak dapat lagi berpikir jernih jika terus-menerus memikirkan sesuatu, dan itu membuat kepalaku sakit. Kusebut itu sebagai batas kemampuan otakku. Meski otakku cukup besar—volume otak lelaki dewasa sebesar 1.300 – 1.500 cm 3 menurut para ahli, namun pengetahuanku sendiri masih amat kecil. Pengetahuanku belum seluas pengetahuan para filsuf—yang bila kau beri pertanyaan apa saja, dia bisa menjawabnya dengan bijak. Entah berapa banyak buku yang mereka lahap? Ataukah kebijaksanaan itu muncul dari usia dan pengalaman yang mereka alami dalam perjalanan hidup mereka? Jangan-jangan mereka t...