Mahasiswa Absurd (Chapter 5)
Jam tiga sore, gue meluncur ke kampus tetangga, nyamperin Putri yang baru aja beres kuliah. Lewat pesan burung merpati gue coba hubungin Putri. Gue ajak dia ketemuan di taman dekat kampusnya. Soalnya kalau ketemu di kampus, takut ada Indah. Kalo Indah tau, semua aktivitas gue dan Putri bisa diketahui sama Rendi dan temen-temen kontrakan gue yang lain. Gue pun mengayunkan sepatu vans berisi kaki gue ke arah taman. Sesampainya di taman, duduk dua-duaan. Makan roti buaya, dengar lagu cinta. Eh, itu mah lirik lagunya Naif. Pas gue hampir nyampe ke taman, gue udah ngeliat Putri dari kejauhan. Saking jauhnya, gue enggak bisa bedain yang mana Putri, yang mana ibu kost, yang mana rektor kampus gue. Gue coba perjelas lagi penglihatan gue dengan cara melangkah mendekati taman. Sebuah taman yang asri. Lokasi ini sengaja gue pilih, karena udaranya adem dan suasananya yang tenang. Warga kota Bandung memang banyak memilih taman untuk jadi lokasi ngumpul-ngumpul. Untungnya, di Bandung memang...