My Opinion About The Book: "Rumah Kopi Singa Tertawa"
Judul: Rumah Kopi Singa Tertawa
Penulis: Yusi Avianto Pareanom
Penerbit: Banana
Tahun terbit: 2011
Nilai (antara 1 sampai 9): 8,1
Cover:
Selamat sore guys!
Lagi dan lagi balik lagi di blog gue yang enggak seberapa ini. Setelah sekian
lama gue pikir-pikir, ini blog perasaan mayoritas kontennya berupa ulasan gue
tentang buku-buku yang pernah gue baca. Yah, meski enggak semua buku yang gue
baca itu ditulis sih, seingetnya gue aja. Tapi, mungkin alangkah baiknya bila
mulai saat ini hingga nanti, 100% dijamin bahwa blog ini bakal gue khususin
buat mengulas banyak bahan bacaan. Semoga bermanfaat. Sikap mantep ini
dikarenakan gue lagi mentok ide buat nulis karya sendiri, karena otak gue yang
enggak seberapa ini sedang ditekan abis-abisan menulis karya di tempat lain.
Jika suatu saat keputusan gue berubah, mungkin gue bakalan bikin blog lain yang
khusus menampung karya gue pribadi, atau mungkin enggak. Hehehe. Kondisional,
lebih tepatnya. Oke, kali ini gue bakalan ngebahas buku kumpulan cerpen “Rumah
Kopi Singa Tertawa” karyanya om Yusi Avianto Pareanom. Ini adalah salah satu
buku pinjeman dari temen gue yang baiiiiiik banget hatinyaaaa.
Buku ini berisi 18
cerita pendek yang ditulis dalam jangka waktu 1989 sampai 2011 oleh om Yusi.
Mayoritas cerpen pernah dirilis di media massa. Entah sengaja atae enggak, buku
kumcerpen ini diawali dan berakhir di sebuah cerita tentang kematian yang bisa
merenggut nyawa siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Sebuah cerita berjudul
“Cara-cara Mati yang Kurang Aduhai” membuka buku ini. Kisah tentang lelaki yang
divonis meninggal dalam waktu enam bulan, namun berhasil selamat, sementara
adik iparnya, yang sehat-sehat saja, malah kemudian tewas tanpa ada peringatan
sebelumnya. Sebuah ironi tentang misteri kematian yang coba dipaparkan om Yusi ini
ditulis dengan cara bertutur jenaka, membuat para pembaca tak lagi memandang
ngeri sebuah tragedi. Cerita penutup berjudul “Hukum Murphy Membelit
Orang-orang Karangapi” lagi-lagi bertema kematian. Menggambarkan peristiwa
tragis beberapa sosok yang dikenal sang tokoh utama yang menjadi penutur
cerita. Lagi-lagi penuturan lugas om Yusi membuat pembaca tersenyum tanpa ada
maksud menertawakan kematian itu sendiri. Satu cerita yang judulnya diambil
sebagai judul buku ini “Rumah Kopi Singa Tertawa”, ditulis secara unik, dengan
hanya menggambarkan dialog-dialog yang terjadi di meja-meja sebuah rumah makan,
membuat pembaca mereka-reka bagaimana suasana adegan secara bebas.
Yusi Avianto
Pareanom dikenal publik khasanah penulisan x perbukuan setelah merilis novel “Raden
Mandasia si Pencuri Daging Sapi” di 2016. Novel dongeng ciamik yang nanti gue
review, tapi bukan disini tempatnya... (niruin kalimat om Yusi). Buku cerpen
ini dirilis tahun 2011, jauh sebelum novel itu terbit. Meski berselisih lima
tahun, dua cerpen dalam buku kumcerpen ini merupakan bagian kecil dari novel
Raden Mandasia. Cerpen itu berjudul “Tiga Lelaki dan Seekor Anjing Berlari” dan
“Telur Rebus dan Kulit Kasim”. Beberapa cerita ditulis dengan latar tempat Semarang,
beberapa lainnya terkesan dituturkan dalam logat jawa medok, dan ini sangat
wajar jika kita melihat penulis yang memang aseli ibu kota Jawa Tengah itu.
Seseorang pernah bilang ke gue, cerita yang related
alias berkesesuaian dengan hidup kita pribadi, akan terkesan lebih nyata
dan mudah dipercaya pembaca. Cuman gue lupa siapa yang bilang itu. Wkwkwk.
Om Yusi menyuguhkan
cara menulis cerpen yang unik, khas dirinya, dan mungkin sukar ditiru. Meski
gue agak terlambat membaca buku ini, menurut gue buku ini bagus buat para
penikmat cerpen, yang sedang belajar menulis cerita pendeknya sendiri kayak
gue. Sebuah bahan ajar yang layak dibaca. Sayangnya buku kumcerpen ini
sepertinya dicetak terbatas, dan sangat sulit ditemukan beredar di toko-toko
buku, baik yang besar atau yang kecil-kecilan. Namanya juga buku terbitan
penerbit independen. Penerbit bermodal kecil namun bercitarasa ekslusif, dan
itu keren. Hehehe. Buku kumcerpen yang layak dibaca dan dimiliki, dan kalo bisa
dipajang di rak buku yang bisa dijangkau tamu.
Comments
Post a Comment