Jalan Berliku Pendidikan Negeri Impian
Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.
Pepatah itu akan selalu tersimpan
mungkin di banyak ingatan warga negara Indonesia, bahkan Bung Karno pernah
berkata, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Hal ini merupakan penekanan
dari sang Proklamator untuk kita sebagai generasi penerus bangsa, karena
sejarah merupakan guru. Guru yang memberikan teladan, pelajaran atas kesalahan
yang terjadi di masa lalu sehingga kita sebagai generasi berikutnya tidak akan
melakukan kesalahan yang sama.
Menurut data dari
United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 2013, Indonesia berada
pada kategori medium human development
dalam pengembangan sumber daya manusia. Pada data Human Development Index (HDI)
di tahun yang sama, Indonesia berada di peringkat 121, masih di bawah
negara-negara tetangga kita di ASEAN seperti Malaysia di peringkat 64 dan
Filipina di peringkat 114. Hal ini menjadi bukti bahwa tingkat pengembangan
kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih jauh dari sempurna. Dunia
pendidikan merupakan pilar yang sangat penting dalam peningkatan mutu SDM
tersebut.
Berbicara mengenai
sejarah yang bisa menjadi guru, membuat kita teringat akan nasib profesi guru
di Indonesia. Sebagai salah satu instrumen dalam dunia pendidikan, guru adalah
sosok penting, yang bertanggung jawab akan segala sesuatu hal yang harus
diketahui oleh para siswa. Melalui guru lah transformasi ilmu terjadi, siswa
yang tadinya tidak tahu menjadi tahu tentang segala macam ilmu pengetahuan.
Termasuk pengetahuan terkait sejarah yang telah dibahas di awal tulisan ini.
Anggaran pendidikan
memang ditingkatkan menjadi 20% di dalam APBN dan kesejahteraan guru di
republik ini mengalami perbaikan, namun tidak sedikit tuntutan dari dunia
pendidikan yang belum bisa dipenuhi oleh negara. Dengan anggaran yang seperlima
dari jumlah total APBN republik ini bermacam jenis infrastruktur pendidikan
mulai dari penambahan gedung sekolah, pengadaan ruang kelas beserta isinya, buku-buku pelajaran, dan
juga fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar lainnya, masih mengalami
banyak kekurangan.
Masih banyak
sekolah, terutama di daerah-daerah terpencil di pelosok Indonesia, yang
membutuhkan penyempurnaan dalam segi fasilitas, baik yang berupa pembangunan
fasilitas baru, maupun perbaikan fasilitas yang sudah ada. Infrastruktur yang masih
kurang tersebut membuat proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal,
sehingga siswa tidak bisa mendapatkan pendidikan di sekolah dengan baik.
Sistem Pendidikan
Selain dari segi
pembangunan infrastruktur yang memerlukan biaya besar, kekurangan yang terlihat
jelas dari dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang
kurang efektif, terutama di sekolah-sekolah negeri. Sistem pendidikan harus
bersifat dinamis dalam menghadapi perubahan jaman, dan berbagai pihak melihat
bahwa sistem pendidikan negeri ini belum mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi yang dinamis. Sistem pendidikan yang ada belum mampu
meningkatkan kualitas pemahaman siswa. Selama ini, proses yang dilakukan di
dalam kelas hanya menitik beratkan pengenalan terhadap ilmu pengetahuan, yang
diterangkan oleh guru kepada siswa, tanpa memperhitungkan apakah para siswa
memahami apa yang sedang diajarkan.
Sistem saat ini
hanya membuat guru menjadi seorang tenaga pengajar saja, bukan seorang tenaga
pendidik seutuhnya. Guru hanya mengajarkan bermacam ilmu pengetahuan tanpa menjelaskan
kenapa siswa harus mempelajari ilmu pengetahuan tersebut. Setelah waktu belajar
di dalam kelas berakhir siswa kemudian pulang sekolah dengan berbagai hal baru
yang mereka terima, yang belum tentu mereka pahami. Peserta didik banyak yang
tidak mengerti tentang apa yang telah mereka terima di dalam kelas itu
bermanfaat atau tidak bagi kehidupan mereka kedepannya.
Semakin berat beban
siswa, ketika pemahaman mereka yang kurang tersebut ditambah dengan kewajiban
mereka untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tepat waktu, hal ini akan
menjerumuskan siswa ke dalam posisi tertekan. Akhirnya, apabila siswa tidak
mampu menyelesaikan kewajibannya tersebut, mereka kemudian akan menghindari
mata pelajaran yang memberikan beban berat kepada mereka tersebut. Maka akan sangat wajar apabila saat ini matematika, fisika, kimia, atau bahasa Inggris
menjadi pelajaran yang mengerikan di mata siswa, karena mata pelajaran tersebut
memerlukan pemahaman yang lebih dari para siswa.
Akibat ketidakpahaman
siswa, kemudian cenderung membuat siswa menghindari mata pelajaran yang tidak
disukainya tersebut. Mereka tidak ingin berada di dalam kelas ketika mata
pelajaran tersebut berlangsung, dan kemudian akhirnya melakukan
tindakan-tindakan perlawanan. Mereka menghindar dari ketakutan mereka terhadap
mata pelajaran tersebut, keluar dari kelas, kemudian pergi dari sekolah untuk
mencari kesenangan mereka sendiri. Dari titik itulah banyak generasi muda kita
saat ini yang akhirnya tidak menyukai suasana di sekolah, kemudian terjerumus ke
dalam sisi negatif dari pergaulan anak muda di luar sekolah.
Konsep wajib
belajar yang diterapkan pemerintah saat ini terlihat tidak jauh berbeda dengan
wajib militer yang diterapkan di beberapa negara di dunia saat ini. Hal ini
membuat para peserta didik merasa dipaksa untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah, terutama di sekolah milik pemerintah. Banyak orang yang
akhirnya berani menyatakan sikap terkait hal ini dengan cara mendirikan
sekolah-sekolah swasta. Konsep belajar di sekolah swasta terasa lebih baik dan
mampu mengajak siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti proses pendidikan
di sekolah.
Sayangnya, semakin
baik sebuah konsep, semakin mahal harganya. Sekolah swasta yang tidak dimiliki
pemerintah membutuhkan biaya yang lebih besar untuk menjalankan kegiatannya,
hal ini otomatis akan dibebankan kepada orang tua siswa yang ingin anaknya
mendapatkan pendidikan yang terbaik, demi masa depan si anak tersebut. Sebagai
contoh sistem yang dianggap memiliki metode pengajaran yang dirasa lebih efektif,
konsep homeschooling menuntut para
orang tua siswa mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Akibatnya, hanya
segelintir orang saja yang mampu menyekolahkan anak-anaknya di sekolah terbaik.
Peran Pemerintah
Semua yang tertulis
di atas, adalah gambaran dunia pendidikan negeri ini di masa sekarang. Peran
pemerintah sudah seharusnya ditingkatkan. Sebuah negara yang menitikberatkan
pembangunan negaranya pada bidang pendidikan di masa lalu, saat ini menjadi
negara yang maju. Contohnya Jepang, Jerman, Cina, bahkan negeri tetangga
Malaysia.
Melihat masih
banyaknya permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan, seharusnya pemerintah
bisa lebih berperan lagi dengan mulai mencoba memperbaiki segala macam
instrumen pendidikan yang ada. Pendidikan lah yang akhirnya bisa mendekatkan
negara kita kepada tujuan negara, yaitu kehidupan bangsanya yang cerdas, yang
akhirnya bisa mensejahterakan negaranya. Hal yang sekarang sudah dilakukan
memang memberikan kepastian hidup bagi tenaga pengajar, dan hal tersebut memang
baik, akan tetapi belum mengatasi semua masalah yang ada.
Dengan berbagai
macam sistem pendidikan yang ada saat ini di Indonesia, pemerintah sebetulnya
bisa mengamati sistem mana yang sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia. Sistem
pendidikan yang mampu meningkatkan minat peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajarlah yang kemudian dipilih sebagai acuan untuk proses pendidikan di
sekolah-sekolah milik pemerintah.
Apabila hal ini dirasa sulit dan membutuhkan
proses yang lama, juga biaya yang tidak sedikit, saat ini pemerintah bisa saja
memilih sekolah swasta yang memiliki sistem pengajaran yang baik. Kemudian berikan
subsidi kepada sekolah swasta tersebut, seperti dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) yang saat ini telah diberikan kepada sekolah-sekolah negeri,
untuk menekan biaya pendidikan di sekolah tersebut. Sehingga akan banyak calon
siswa yang bisa bersekolah di sekolah terbaik.
Selain itu, dengan
besarnya jumlah penduduk di negeri ini, dibutuhkan juga jumlah sekolah yang
tidak sedikit. Pemerintah seharusnya lebih memaksimalkan anggaran yang
dimilikinya untuk membangun sekolah-sekolah tersebut hingga di pelosok negeri.
Juga mengisi bangunan sekolah tersebut dengan tenaga-tenaga pendidik yang
memiliki kompetensi dan mampu mentransformasikan segala ilmu pengetahuan kepada
para siswa dengan baik.
Dengan
mensejahterakan guru, maka mereka akan lebih fokus dalam memberikan bimbingan
terhadap siswa-siswanya. Transformasi ilmu akan berlangsung maksimal, dengan
metode-metode khusus yang terdapat dalam sistem pendidikan yang lebih
menyeluruh.
Masih banyak sebetulnya yang bisa dilakukan oleh pemerintah sebagai pemberi kebijakan. potensi besar negeri ini masih terlelap dan menunggu untuk dibangunkan, tinggal keberanian dan kejelian dari pemerintah saja yang akan menentukan. Mudah-mudahan saja, di tangan pemimpin pemerintahan yang baru nanti, negeri ini bisa mencapai kemajuan yang lebih baik lagi. Semoga...
Comments
Post a Comment