My Opinion About the Book: "Bintang di atas Alhambra"
Judul: BINTANG DI ATAS ALHAMBRA
Penulis: Ang Zen
Penerbit: Bunyan (PT Bentang Pustaka)
Tahun terbit: 2013, November
Nilai (antara 1 sampai 9): 7
Cover:
“masa depan adalah setiap impian yang dimenangkan”
Begitulah kata-kata
yang tertulis di cover novel karangan Ang Zen ‘Bintang di atas Alhambra’ yang
menghipnotis gue untuk mengambil novel tersebut dan kemudian membacanya.
Kata-kata yang mencerminkan bahwa sebuah mimpi itu layak untuk diperjuangkan.
Bintang di atas
Alhambra, berisi cerita tentang pengalaman seorang yang berasal dari sebuah
desa terpencil yang bernama Iip, yang ingin mewujudkan mimpinya. Meskipun
awalnya terlihat seperti hal yang mustahil, akan tetapi dengan motivasi yang
hadir dari orang terdekat dan keadaan di sekelilingnya, juga berkat kesungguhan
dari Iip dalam memperjuangkan mimpinya tersebut, akhirnya impian Iip dapat
tercapai.
Iip lahir dan
tumbuh di sebuah daerah di pelosok Jawa Barat, dimana agama berperan sangat
kuat dalam segala aspek kehidupan di desanya. Pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang paling utama dengan segala kekurangannya, dan hal-hal seperti
pendidikan formal dan teknologi dinomor-duakan.
Tumbuh dalam
lingkungan yang seperti itu, Iip menjadi pribadi yang sederhana dan menjunjung
tinggi nilai-nilai keislaman. Ketika seorang alumni sekolahnya datang kembali
ke desa menceritakan tentang pengalamannya berhasil kuliah di luar negeri, muncul
motivasi dalam diri Iip untuk bermimpi bahwa ia bisa melakukan hal yang sama.
Cerita kemudian
menggambarkan bagaimana Iip berhasil mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar
negeri. Konflik hadir saat Iip harus bisa membagi waktu antara pendidikan yang
sedang dijalani, mengejar mimpi pribadinya, dan usahanya untuk menjadi imam
yang baik bagi keluarganya yang turut serta menemaninya tinggal di negeri
orang. Bagaimana Iip mengatasi semua masalahnya sekaligus mewujudkan impiannya?
Silahkan baca novelnya hehehe.
Sosok Iip
sepertinya merupakan wujud fiksi dari penulis novel itu sendiri. Gue ngerasa
pas ngebaca novel ini ceritanya bener-bener bersifat personal sekali, cerita
keseharian, gejolak perasaan dan pemikiran Iip emang beneran mewakili si
penulis. Gue ngerasa cerita novel ini dituturkan dengan bahasa yang ringan,
sangat sederhana, dan apa adanya, tapi tetap menarik dengan cerita pengalaman
hidup di negeri orang sebagai magnet utama novel.
Banyak pesan yang
gue tangkep saat gue baca novelnya Ang Zen ini, mulai dari keyakinan, ketekunan
dan kesabaran yang akan mengantarkan kita meraih impian, tentang kesetiaan,
juga tentang mencintai negeri sendiri. Iya, cintai negeri sendiri, meski negeri
orang lebih baik. Di negeri sendirilah kita mempunyai mimpi dan tanggung jawab
yang lebih besar untuk memperbaiki keadaan, agar negeri ini, rumah kita, tempat
kita lahir dan tumbuh, berkembang menjadi lebih baik.
Hal yang gue
sayangin adalah setelah kesuksesan tetralogi ‘Laskar Pelangi’-nya Andrea Hirata,
banyak penerbit kemudian mencoba peruntungan dengan menerbitkan novel yang
bertema sejenis. Sayangnya engga semua novel yang bertema sama, mempunyai
karakter dan deskripsi cerita yang kuat sehingga akhirnya melempem dipasaran.
Untungnya, novel ‘Bintang di atas Alhambra’ ini berbeda, dan sepertinya akan
menuai sukses.
Comments
Post a Comment