Kembali Ke Rutinitas
“Kembali ke
rutinitas...”
Sebuah kalimat
tunggal tanpa subjek, predikat, dan objek yang jelas, yang akhir-akhir ini
sering nongol di kehidupan sehari-hari. Biasanya kalimat ini muncul saat gue
online, buka-buka facebook, twitter, path, dan sahabat dekat lainnya.
Kalimat yang sering
dijadiin status temen-temen gue di situs jejaring sosial ternama dan tergaul
masa kini, biasanya ditulis pas awal minggu, di hari Senin pagi. Hari ketika
anak manusia kembali menjalankan kesibukannya, ada yang masuk kantor, masuk
sekolah, masuk kuliah, masuk penjara, masuk ISIS, dan lain-lain.
Berhubung gue bukan
ahli bahasa, enggak cocok rasanya gue ngasih komentar soal baik buruknya kalimat
itu. Biarlah Tuhan yang menilai. Prinsip gue, serahkan permasalahan kepada
ahlinya.
Cuma, ada sebuah
kata yang sering bikin gue ngerasa abnormal di kalimat absurd tersebut:
Rutinitas.
Ya, rutinitas.
Apakah itu? Sebuah kata yang belum pernah gue temuin padanannya di hidup gue
akhir-akhir ini.
Entah apa yang
terjadi, sepertinya enggak pernah ada satu kegiatan pun yang gue lakuin secara
rutin dan terus-menerus di keseharian gue. Setiap hari selalu berbeda. Kayak
kalo kita beli ale-ale di warung, terus kita coba ikutan undian yang ada di
tutup kemasannya, tapi yang muncul selalu kata “coba lagi”. Itulah rutinitas
buat gue, beli ale-ale.
Sering tertulis di medsos
– mungkin masih ada hubungan darah sama kensos, tapi yang ini rasanya
macem-macem – yang gue tangkep soal apa itu rutinitas, adalah sebuah kegiatan
rutin yang dilakukan setiap hari dan terjadwal, kayak pekerjaan di kantor, atau
kegiatan lainnya yang berulang setiap hari, di hari kerja. Dan itu masalahnya,
enggak ada aktifitas yang semacam itu dalam hidup gue.
Selain sholat,
mandi, makan, minum, tidur, enggak ada lagi hal yang benar-benar terulang
setiap harinya. Apakah itu termasuk dalam rutinitas? Entah, yang jelas gue
khawatir. Apakah gue, manusia tanpa rutinitas ini, termasuk orang yang hidup
normal? Haruskah gue punya kegiatan atau pekerjaan yang memang mesti terjadwal
setiap hari?
Jadi merinding
denger kata rutinitas. Sesuatu yang sepertinya horor buat gue, dan temen-temen
gue yang gaul. Tapi sepertinya mereka yang gaul pun memiliki rutinitasnya
masing-masing. Sementara gue menikmati waktu yang berbeda di tiap harinya. Seru
sih, karena kreatifitas gue selalu dipacu buat berbuat sesuatu hal yang baru.
Cuma ya... itu tadi, gue ngerasa enggak punya hidup normal.
Jujur, ini salah
satu hal yang bikin gue agak risih kalo ketemu orang. Sering kali pas kita
ketemu temen atau kenalan yang udah lama enggak ketemu, akan ada momen disaat muncul
pertanyaan andalan dari kenalan atau temen lama kita itu: “sibuk apa lo
sekarang?”
Gue enggak pernah
bisa ngejawab soal itu dengan baik. Untungnya, pertanyaan itu enggak pernah
muncul di ujian nasional.
Dan ketika gue
jawab “enggak sibuk apa-apa” seketika orang yang nanya tadi agak mengubah
ekspresi mukanya seolah-olah muncul rasa iba, atau heran, bisa juga ngetawain
dalem ati. Atau itu semua Cuma perasaan gue aja kali yah?! Yang jelas, hening
seolah menyeruak di tengah percakapan kami berdua. Ah, sepertinya terlalu
berlebihan.
Sepertinya faktor
mindset yang paling dominan, yang bikin gue minder seperempat mati. Pendidikan
dan lingkungan memberikan cerita yang kemudian diolah menjadi sebuah pemikiran
di otak gue, bahwa hidup normal adalah: memiliki kesibukan yang berulang mulai
dari hari Senin sampai hari Jum’at. Dan sepertinya hidup seperti itu adalah hal
yang keren. Perhaps.
But I’m still
enjoying my life actually...
*soundtrack: Peewee
Gaskins – Berbagi Cerita*
Kok gue kagak pernah nulis gitu di medsos yak? Jangan-jangan gue ga punya rutinitas. Kwkwkw. Bagus tulisannya
ReplyDeleteTerima kasih...makasih udah baca, dan maaf kalo udah menyita waktunya :D
ReplyDeleteBerarti sama kayak gue, belum punya rutinitas hahaha *maaf no offense*
Salam kenal ya, makasih sekali lagi atas komentarnya...
ternyata ada yang baca :D
sama aku juga tidak ada rutinitas yang terlalu monoton kecuali kuliah dan hal mendasar lainnya. aku yang tipe nya ingin bebas bertanggung jawab lah menuntut ku untuk tidak stay di satu posisi doang.
ReplyDeleteYap betul, suka sama kata bebas yang bertanggung jawab.
ReplyDeleteSelama masih bernafas, harus manusia harus banyak belajar, dan kalo stay di satu posisi bakalan bikin mandek, mentok.
Terima kasih udah meluangkan waktunya untuk mampir dan ngasih komentar di blog ini...
silahkan membaca posting lainnya...mudah-mudahan bermanfaat :)