Sumpah Pemudah

Ketemu lagi geis, selamat datang di blog gue. Gue kali ini bakalan coba nulis tentang apa yang ada di pikiran gue soal sumpah pemuda, mumpung gue masih muda nih ceritanya hehehe. Masih pada inget sama isi Sumpah Pemuda enggak?

Nih gue coba ingetin apa isinya ya geis:

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia!”
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia!”
“Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia!”

Udah pada inget kan?! Nah, kalo gitu gue lanjut nulisnya ya...

Pernyataan sikap dari para pemuda Indonesia di tanggal 28 Oktober 1928 tersebut, menunjukan kebulatan tekad bersama para pemuda pada waktu itu untuk bersatu melawan penindasan bangsa asing di tanah air kita, yang pada saat itu masih bernama Hindia-belanda. Sumpah yang menjadi salah satu tonggak perjuangan para pemuda pada masa itu menuju kemerdekaan, yang akhirnya bisa diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Katanya sih, kaum muda merupakan kaum yang akan selalu menjadi motor penggerak perubahan. Pemuda dianggap sebagai bagian masyarakat yang paling produktif dalam melakukan berbagai macam aktivitas. Memiliki semangat dan tenaga yang dianggap lebih besar daripada golongan yang lebih tua dan juga anak-anak. Mempunyai pemikiran yang kritis, tajam, kreatif, dan mempunyai tekad bahkan terkadang nekad juga.

Sejarah banyak mencatat pemuda selalu menjadi pelopor pergerakan. Enggak usah jauh-jauh deh, Kongres Pemuda II yang akhirnya mencetuskan sumpah pemuda tadi adalah salah satunya. Bahkan atas desakan dari golongan mudalah akhirnya Soekarno-Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia 69 tahun yang lalu. Kemudian di tahun 1966, 1974, 1989, hingga reformasi 1998, pemuda selalu menjadi elemen utama dalam sebuah pergerakan.

Pemuda memang akan selalu menjadi motor penggerak dalam perubahan negaranya. Beberapa waktu yang lalu, Mesir, Tunisia, Suriah, bahkan yang terbaru di Hongkong, nunjukin gimana gerakan perubahan dipelopori oleh pemuda. Ternyata di zaman teknologi ini, lagi-lagi pemuda yang selalu tampil terdepan. Udah kayak motor yang dipake Valentino Rossi buat ngebonceng Komeng gitu deh.

Setelah 86 tahun berlalu sejak sumpah itu diucapkan, bagaimana kondisi pemuda Indonesia pada saat ini?

Di era internet yang serba terbuka saat ini, para pemuda saling berlomba untuk menjadi lebih kreatif dalam menunjukan siapa dirinya. Jaringan pertemanan lewat media sosial membuat generasi muda gampang berbagi dan saling mengenal satu sama lain. Bahkan pertemanan bisa dilakukan oleh orang yang tinggal di negara yang berbeda. Jarak udah enggak jadi alasan untuk manusia agar bisa saling kenal. Membuat bermacam ide dan ilmu mudah untuk disebarkan, dipelajari, dan dimengerti.

Itulah yang juga terjadi di kota-kota yang tersebar di seluruh nusantara saat ini. Jaringan telekomunikasi sudah menyentuh keseharian generasi muda bangsa kita. Layanan internet diakses setiap hari lewat berbagai macam merek smartphone. Bahkan pemuda negeri ini menjadi salah satu penyumbang pengguna terbanyak dari beberapa media sosial yang digandrungi di seluruh dunia.

Bagaimana dengan cerita pemuda dari desa-desa pelosok negeri? Lain halnya dengan para pemuda di daerah perkotaan, sepertinya kemajuan teknologi masih sulit dijangkau oleh anak muda yang hidup di pedesaan. Pemerataan pembangunan sepertinya memang masih menjadi isu utama yang belum terselesaikan pemerintah kita. Hal ini membuat masih adanya generasi muda di desa-desa terpencil di Indonesia, yang masih merasa diasingkan. Mereka sulit terkoneksi dengan anak muda lainnya yang hidup di perkotaan dan telah mengenal gadget paling mutakhir.

Tentunya ketimpangan yang terjadi saat ini membuat perbedaan terhadap sudut pandang generasi muda perkotaan dan pedesaan terhadap banyak hal. Generasi muda di perkotaan saat ini bisa sangat mudah terhubung dengan apa yang sedang menjadi trend secara global. Koneksi internet membuat informasi terkini di belahan dunia yang lain gampang diakses. Sedangkan muda mudi di pelosok negeri umumnya masih tertinggal, meskipun ada juga sih sedikit celah yang ngebantu mereka melek teknologi. Melalui tayangan televisi misalnya.

Akan tetapi, televisi hanya menayangkan sedikit informasi, dan itupun dikemas sedemikian rupa sehingga hanya menggambarkan kulit luar dari informasinya aja, tidak mengupas secara mendalam. Akibatnya, generasi muda di desa-desa hanya menerima informasi yang setengah-setengah.

Contoh paling umum misalnya soal gambaran lifestyle anak muda perkotaan yang digambarkan lewat tayangan sinetron. Remaja gaul yang kemana-mana pake baju sekolahan seksi, pulang sekolah maen dulu enggak langsung pulang, punya sifat pendendam, dan suka sirik sama orang lain, stereotype itu yang muncul di dunia sinetron kita. Pokoknya yang terlihat cuman gambaran alay dan cabe-cabean pada umumnya deh. Tentunya enggak semua anak muda di kota besar berperangai seperti yang digambarkan dalam sinetron bukan?

Selain itu, media massa saat ini banyak yang sudah terkontaminasi dunia politik, sehingga perlu dipertanyakan independensinya. Banyak informasi yang sengaja ditayangkan oleh televisi hanya untuk memojokan pihak-pihak tertentu. Hal tersebut membuat generasi muda akan sulit memilah mana informasi yang baik dan benar, dan mana yang enggak bener.

Sebaran kemajuan teknologi antara perkotaan dan pedesaan ibarat pabrik dengan limbahnya, kota sebagai pabrik mengendalikan proses produksi dan menikmati hasil produksinya, sementara pedesaan hanya menerima limbahnya saja. Apa yang buruk dalam pergaulan generasi muda perkotaan kemudian menjadi lifestyle di desa-desa, tanpa mengerti apa efek buruknya terhadap generasi masa depan negeri ini.

Hal ini yang menjadi realitas kekinian generasi muda Indonesia. Ketika dikatakan bahwa sejatinya kaum muda lah motor penggerak perubahan, gimana cara gue dan temen-temen gue yang gaul bisa berpartisipasi dalam perubahan negeri ini?

Keterbatasan dan ketimpangan yang terjadi seharusnya bukan sebuah halangan. Toh gue yakin pemuda pemudi baik di kota maupun di desa sama-sama mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi. Semua tentunya ingin memajukan negaranya, selaras dengan kemajuan yang diinginkan dalam kehidupan pribadi masing-masing kaum muda itu sendiri. Nilai baik kehidupan seharusnya akan tetap sama dimanapun kita berada.

Hal yang paling penting kalo menurut gue sih adalah sistem pendidikan yang kuat, yang bisa menjaga nilai-nilai baik kehidupan itu tetap ada ditengah-tengah generasi muda negara kita. Budaya baik dan keramah-tamahan masyarakat harus kita pertahankan, itulah ciri khas bangsa kita selama ini. Pemerintah juga harus membangun sistem pendidikan yang merata. Inget ya geis, merata. Merata bukan berarti harus seragam. Justru keberagaman budaya yang ada di masyarakat adalah keunikan bangsa yang harus dipertahankan.

Balik ke pertanyaan, gimana caranya generasi muda ikut andil dalam perbaikan negara ini?
Awalnya, harus ada rasa cinta terhadap Indonesia terlebih dahulu. Tak kenal maka tak sayang, begitulah kata pepatah. Caranya gimana? Ya... kenalan dong! Coba perhatikan sekeliling tempat tinggal kita, cari sisi positif negara ini di mata kita. Enggak usah jauh-jauh sampe bikin program keliling Indonesia kok, ada mbah google kok yang bisa bantu buat ngenalin dimana sisi positif negeri Indonesia ini. Biasanya sih enggak jauh-jauh jawabannya dari kekayaan alam yang dikandung negeri ini, keindahan pemandangannya, dan juga aneka ragam budaya yang ada, termasuk kulinernya.

Kalo udah kenal, bakalan lahir rasa memiliki dan bangga jadi warga negara Indonesia. Kalo udah ngerasa memiliki, pasti kita bakalan berusaha buat ngejaga biar negara kita tetap sesuai dengan apa yang kita liat dari awal. Kayak sama pacar, udah kenal, terus deket, terus jadian deh. Terus pas pacaran pasti kita rawat pacar kita, jagain dia agar tetep sehat. Betul?

Kalopun kita pengin pacar kita berubah, justru kita pengin perubahannya itu membuat dia jadi sosok yang lebih baik. Gitu kan? Biar kitanya makin cinta gitu hehehe. Sama halnya dengan sayang kita kepada negara. Kita pengin negara yang kita cintai ini bergerak maju, agar menjadi negara yang lebih baik pastinya. Kita pasti pengin negara kita ini natinya bisa bersaing dengan negara lainnya. Pacar kita perlu bersaing dengan pacar lainnya juga dong? *pensive*

Gimana cara ngejaganya? Banyak kok caranya, mulai dari memperhatikan dan belajar banyak hal dari lingkungan tempat kita tinggal, sampai mencari ilmu ke luar negeri adalah salah satu contohnya. Intinya sih kita mesti cari ilmu sebanyak mungkin semampu kita. Pengetahuan yang telah kita dapat lalu kita terapkan di negeri ini, agar Indonesia bisa terus berkembang menjadi lebih baik.

Dengan kondisi negara yang saat ini masih dalam tahap perkembangan – maklum usia negeri ini masih 70 tahun kurang beberapa bulan – masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan yang belum merata menjadi masalah utama. Generasi muda yang beruntung bisa mendapat pendidikan hingga ke perguruan tinggi, seharusnya menjadi pelopor dalam perubahan. Karena kesempatan dan waktu yang dilewati untuk mengunyah pendidikan tinggi, enggak bisa didapat dengan mudah oleh semua orang di negara kita saat ini.

Disinilah generasi muda bisa ikut berperan dalam perbaikan negara. Kita yang beruntung bisa kuliah, harus bisa menjembatani antara teknologi dan pengetahuan yang kita kuasai, dengan masyarakat yang tidak bisa mengakses pendidikan karena berbagai macam hambatan. Karena pendidikanlah yang bikin kita bisa tau gimana caranya mengelola hasil tambang, cara bertani dan berladang, cara mencari ikan, cara membangun rumah, cara membangun jalan, cara mendapat jodoh, semua berawal dari tahu. Bukan sekedar tahu geis, itulah pengetahuan, bukan tahu sumedang. Apaan siiihhh?!!!! (-_-“)

Idealnya, ketika konsep yang gue sebutin di atas bisa berjalan, sedikit demi sedikit secara enggak langsung pemerataan pendidikan akan tercapai dengan sendirinya. Kalo gitu kita juga berhasil ngebantu meringankan tugas pemerintah dong. Sehingga pemerintah bisa fokus buat ngurusin hal-hal yang lainnya. Kayak ngurusin harga BBM yang dari dulu selalu kalah, enggak bisa nyaingin harga Line sama Whatsapp. Loh????!!!

Awalnya, gue sih simple aja mikirnya: “Gue bakalan malu kalo orang asing lebih kenal dan lebih ngertiin Indonesia, dibanding gue sendiri yang lahir dan besar di negara ini.”

Setelah gue banyak cari tau, ternyata selain budaya, keindahan dan kekayaan alamnya, ada juga hal lain yang membuat gue cinta negara ini. Pemikiran-pemikiran hebat dari para tokoh bangsa di masa lalu justru menjadi salah satu hal yang bikin gue bangga jadi bagian dari Indonesia. Ternyata banyak loh tokoh-tokoh Indonesia yang juga berperan dalam perkembangan dunia. Beberapa bahkan menjadi panutan buat banyak tokoh dari belahan dunia lainnya. Bukan ‘dunia lain’ ya... tapi tokoh-tokoh dari negara lain maksudnya.

Akhirnya gue termotivasi buat bikin gimana caranya Indonesia bisa melahirkan lagi tokoh-tokoh yang nantinya akan berperan serta dalam membangun bangsa. Dengan harapan bahwa tokoh baru tersebut juga akan berkontribusi dalam pergaulan dunia, enggak cuman muncul di ‘dunia gaul’ kayak zaman sekarang ini. Sehingga suatu saat tokoh-tokoh baru Indonesia akan menjadi role model bagi tokoh-tokoh negara lainnya di dunia, seperti di masa lalu.

Dari situlah gue berpikir bahwa pendidikan adalah modal utama untuk membangun kembali generasi-generasi masa depan yang bisa berbicara banyak di tataran global nantinya. Nongolah sebuah ide kemudian yang nanti gue bahas di tulisan lainnya. Proses itulah yang gue alami, dan gue harap proses seperti itu bisa dialami oleh seluruh generasi muda yang ada di negeri kita tercinta, pada masa sekarang ini. Sehingga proses perubahan Indonesia menjadi negara yang lebih maju akan semakin cepat terwujud.

Gerakan awalnya, gue coba buat bikin tulisan kayak gini agar banyak yang sadar dulu deh akan pentingnya peranan kita sebagai pemuda Indonesia, terhadap kelangsungan hidup negara ini. Setelah sadar, gue harap akan banyak ide kreatif muncul dari generasi muda Indonesia saat ini, dengan caranya masing-masing untuk bisa memberikan kontribusi sesuai kemampuannya.

(bersambung)

Semoga tulisan ini banyak yang baca. Jangan salah, masih ada kelanjutannya loh. Sengaja tulisan ini gue bikin kayak sinetron biar lamaaaaa hehehehe... (^_^)v


Kalo ada yang mau nambahin, marilah kita berdiskusi. Cari gue di twitter ya, di akun @Ficrey. Mohon maaf udah ganggu waktunya, gue hanya pengin sedikit berbagi, mohon masukannya... :)

Comments

Popular posts from this blog

My Opinion About The Book: "Mata Malam"

My Opinion About The Book: "The Blackside: Konspirasi Dua Sisi"

My Opinion About The Book: "Gadis Pemberontak"