Apakah Kita Masih Perlu Ibadah? (Renungan Ramadhan)
Pernahkah kita
berpikir apa yang telah kita miliki adalah hal yang paling berharga?
Sebuah pepatah
mengatakan:
“untung saja semua organ tubuh kita buatan Allah, coba kalau buatan
Cina, pasti enggak bakalan awet.”
Ada benarnya ucapan
di atas, tiada toko onderdil yang bisa mereparasi organ tubuh kita jika ada
bagian tubuh kita yang rusak. Jikalau ada, itupun tidak akan sesempurna
awalnya. Tidak ada yang mampu menandingi Allah SWT dalam penciptaan tersebut.
Sedikit kerusakan
saja, seluruh badan langsung terasa lemah. Demam merupakan indikator awal bahwa
terdapat masalah dalam tubuh kita. Sebuah sistem peringatan luar biasa yang
diciptakan-Nya. Salah satu hal yang wajib kita syukuri.
Allah menciptakan
segala sesuatunya dengan penuh perhitungan, amat presisi. Dua mata, dua
telinga, satu mulut, bentuk hidung, susunan gigi, dan masih banyak lagi yang
bisa kita eksplorasi dari tubuh kita, yang menggambarkan teknologi yang tiada
tara. Itu hanya sedikit bagian tubuh saja, belum lagi jika kita memaknai segala
sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Sungguh Allah Maha Pencipta.
Atas semua alasan
itulah, gue heran kalo ada yang masih nanya:
“Kenapa sih kita perlu ibadah?”
Dengan semua yang
ada dalam diri dan sekitar hidup gue, bikin gue sadar kalo semua ini ada yang
ngatur. Enggak mungkin semua apa yang terjadi dalam hidup gue ini cuma sebuah
kebetulan belaka. Semua telah diatur sedemikian rupa, untuk mendewasakan diri
gue. Hidup gue saling terkait dengan hidup orang lain. Pasti ada juga hubungan
simbiosis mutualisme antara gue dengan lingkungan sekitar juga.
Dengan saling
memberi manfaat, hidup gue dan hidup orang lain, juga kehidupan manusia secara
luas akan saling mempengaruhi. Itu juga adalah berdasarkan kuasa-Nya. Dan teori
ilmiah pun menyatakan bahwa manusia itu makhluk sosial. Tiada manusia yang
dapat hidup secara soliter, individualis, tanpa butuh bantuan orang lain.
Oke, balik ke
pertanyaan yang gue heranin di atas yah. Kenapa sih kita perlu ibadah?
Sama aja
sih dengan pertanyaan kenapa sih kita perlu mandi, atau kenapa sih kita perlu
makan, jawabannya adalah karena wajib. Coba bayangin kalo kita enggak mandi
atau enggak makan. Konsekuensi enggak mandi bikin badan enggak sehat, juga
bikin bau, yang tentunya bikin orang lain enggak nyaman. Enggak makan apa lagi,
bisa bikin meninggal kalo lebih dari seminggu. Itu juga dengan syarat kita bisa
terus minum setiap harinya. Kalo enggak minum, kita bisa lewat setelah enggak
makan dan minum tiga hari aja guys.
Penjelasan yang
kurang meyakinkan yah?!
Coba pejamkan mata.
Apakah masih tulisan ini masih terlihat?
Coba kita renungkan
sejenak. Kita selalu rela membayar demi memuaskan kebutuhan hidup kita. Apapun
itu kebutuhannya, bayar tiket, beli makanan, beli alat rumah tangga, dan
lain-lain. Selalu ada biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah kebutuhan.
Pernahkan kita berpikir bahwa melihat, mendengar, mengecap rasa, mengunyah,
melangkah, dan berpikir juga merupakan sebuah kebutuhan? Pernahkah kita
membayar barang sepeser pun untuk kebutuhan dasar kita tersebut? Mau bayar
kemana coba? Bayar pake apa?
Alat tukar yang
paling sepele menurut kita selama ini adalah jawabannya. Bersyukur. Dengan cara
apa kita bersyukur? Ibadah. Simple. Itu sebuah jawaban konkret. Karena Allah
tak butuh materi yang kita miliki, Dia adalah pemilik segalanya.
Menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya adalah cara alias fasilitas yang diesediakan Allah
untuk kita, agar kita mensyukuri apa yang kita miliki.
Bahkan, ketika kita
banyak bersyukur, Allah tak segan memberikan bonus, juga diskon. Bersyukur
merupakan jalan kita untuk mendapatkan berkah yang lain. Potongan harga yang
kita dapat jika kita mensyukuri nikmat-Nya adalah sebuah kemudahan untuk
mendapatkan nikmat-nikmat lainnya yang berlipat ganda. Enggak percaya? Coba
sendiri deh, gue udah coba buktiin.
Hal yang mesti digaris bawahi adalah, setiap
individu pasti merasakan beragam manfaat yang tak pernah sama antara satu orang
dan orang lainnya. Apa yang gue rasain dan kalian rasain setelah rajin ibadah
mungkin akan berbeda.
Bonus apakah yang
kita dapat jika kita beribadah? Pahala. Insya Allah jalan ke surga, jika kita
termasuk ke dalam golongan yang beriman. Masih kurang meyakinkan?
Silahkan berpikir.
*ditulis di hari
ke-3 bulan Ramadhan ba’da Dzuhur*
@Ficrey
Comments
Post a Comment