Olah Rasa

Entah apa yang sedang ku rasakan saat ini.

Seakan semua tergesa-gesa mengejar entah apa yang dikejar. Semua terasa terburu-buru. 

Napsu atau mungkin memang sudah seharusnya di umurku ini semua hal yang sedang ku kejar ini wajib dikejar.

Ritual golongan pemuda paruh baya sepertiku ini mungkin memang seperti itu.

Mengejar apa yang dikatakan akan memberikan kebahagiaan.

Sementara orang dan sebuah buku yang aku baca berkata, hidup memberi manfaat lebih baik daripada hidup mengejar dimanfaatkan.

Semua yang pernah tertanam di kepala seperti berlalu begitu saja.

Satu hal yang memang sekarang sedang coba kujalani dengan serius adalah olah rasa dan olah raga.

Olah rasa, mungkin sebuah kata ganjil yang tiba-tiba masuk ke dalam pikiranku saat ini. Sebuah pemikiran tentang diri dan orang lain yang saat ini menghampiri.

Seseorang yang entah memang kutunggu atau memang dia hinggap begitu saja karena ditentukan waktu.

Istilah yang terpikirkan saat ini, oh mungkin ini kode dari Tuhan agar aku tidak menjadi orang yang standar. Aku harus menjadi orang yang mengejar.

Seperti apa yang kutulis di awal paragraf tulisan ini.

Sebuah rasa sedang sengaja kuolah di otakku, kusesuaikan dengan ritme hatiku yang mungkin sudah terbiasa dengan kekosongan.

Kosong seperti jalanan yang tak pernah dilalui oleh satupun kendaraan.

Terus kucoba menulis kata-kata tentang olah rasa yang sedang kugeluti.

Sebuah hobi baru yang menjangkiti jalan hidupku saat ini, menyita banyak waktuku dengan tawa, sedih, bingung, marah, dan segala rasa yang biasa orang katakan sebagai rasa.

Beberapa kalimat terus mengalir, dan selalu tentang rasa. Tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Penuh tanya, penuh misteri.

Sungguh memang hanya Tuhan yang mengetahui apa yang terjadi dalam hidupku. Bahkan, apa yang terjadi satu detik kemudian pun aku tak tahu.

Hanya Dia yang mengetahui semuanya.

Tetapi dirimu, kau masuk dan menjangkitiku dengan asa. Memberikan sedikit terang dalam jalanan kosong yang aku maksud.

Dan terkadang dalam sebuah perjalanan ada yang terhenti karena kehabisan bekal,

Ada yang terus bergerak maju karena persiapan matang yang telah dilakukan,

Ada yang berputar arah karena menjemput sesuatu yang tertinggal.

Yang entah penting atau tidak, tapi hal tersebut mampu membelokkan langkah kakinya.

Sedangkan olah raga apa yang aku ikuti saat ini. Entahlah. Setiap gerakan yang coba kulakukan sedikit terhambat oleh kaku otot yang kurasakan.

Mungkin nanti ada metode yang tepat untuk fisikku yang payah ini, agar aku bisa mengembalikan kebugaran fisikku ini.

Sementara ini, marilah kita berbicara tentang olah rasa kembali. Permainan rasa dari hati yang gemar sekali kulakukan.

Sudah beberapa kali kunikmati perjalanan simpang siur ini. Penuh kejutan di titik akhirnya.

Kuharapkan hadir kejutan yang besar dan terbaik bagi kehidupanku.

Semoga berakhir dengan teramat baik.

AMIN.

Comments

Popular posts from this blog

My Opinion About The Book: "Mata Malam"

My Opinion About The Book: "The Blackside: Konspirasi Dua Sisi"

My Opinion About The Book: "Gadis Pemberontak"