My Opinion About The Book: "The Da Vinci Code"

Judul: The Da Vinci Code
Terjemahan dari: ‘The Da Vinci Code’ terbitan Anchor Books, New York, 2003
Penulis: Dan Brown
Penerbit: Bentang (PT Bentang Pustaka)
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Tahun terbit: 2014, Agustus (Cetakan kelima)
Nilai (antara 1 sampai 9): 8,4
Cover:

Balik lagi guys di blog gue, kali ini bakalan gue coba ngebahas salah satu novel favorit gue nih. Sebetulnya novel karangan Dan Brown ini udah terbit lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi karena gue teramat senang dengan novel ini, maka gue coba bahas sekarang. Berawal dari cita-cita gue yang ingin melengkapi koleksi karya Dan Brown, akhirnya semua seri Robert Langdon yang sudah diterbitkan di Indonesia gue borong. Pak Robert ini hanya seorang tokoh rekaan hasil imajinasi mas Dan. Namun, setiap kali kehidupan pak Robert ini terlibat dalam sebuah penyelidikan kasus yang melingkupi sejarah, filsafat, dan juga religius, membuat gue tertarik sama tokoh fiktif belaka ini. Seorang tokoh fiksi yang menginspirasi. Enggak kalah cerdik sama metantei Conan Edogawa dan Sir Sherlock Holmes deh.

Novel yang cerdas. Mempertanyakan apa yang sudah menjadi patron yang sangat sakral dalam salah satu agama mayoritas yang ada di dunia. Dan Brown lewat tokoh Robert Langdon mencoba mengupas misteri terkait Maria Magdalena, seorang tokoh wanita fenomenal, dan bisa dibilang kontroversial dalam sejarah salah satu agama. Kematian Jaques Sauniere, seorang kurator lukisan ternama di museum Louvre, Paris, menjadi awal dari petualangan Robert dalam novel ini. Kode-kode tersembunyi yang mengarah kepada jawaban siapa pelaku pembunuhan Sauniere, tersimpan dalam karya-karya Leonardo Da Vinci yang terdapat dalam museum. Ternyata pembunuhan tersebut terkait dengan isu yang lebih besar lagi. Konspirasi yang juga melibatkan gereja Vatikan dan sebuah sekte keagamaan.

Sebetulnya novel “Da Vinci Code” ini sudah tak perlu lagi dibahas mengenai alur ceritanya. Bahkan, sudah pernah difilmkan dan menjadi fenomena kontroversial juga ketika dirilis ke publik. Tom Hanks sangat layak mendapat peran jadi pak Robert Langdon. Seorang profesor ahli filsafat dan sejarah keagamaan asal Amerika Serikat, yang secara tak sengaja terlibat dengan berbagai konflik berbau religi dalam hidupnya. Novel berbau misteri dan menyangkut keagamaan seperti ini memang menjadi tema favorit mas Dan Brown dalam menulis karya-karyanya. Memacu pembaca untuk berpikir lebih berani untuk mengupas sisi religius dalam dirinya. Mempertanyakan dogma dan berbagai aturan yang telah diterima tanpa alasan sebelumnya. Hingga terkadang bagi sedikit orang mempertaruhkan keimanannya. Itu sebagian fenomena yang gue tangkep dari forum-forum internet yang mendiskusikan tentang karya-karyanya mas Dan Brown ini.

Novel dan juga filmnya sangat layak untuk dibaca dan disaksikan. Akan tetapi, gue sih lebih milih baca novelnya daripada nonton filmnya. Ada beberapa bagian novel yang terkesan diperhalus ketika difilmkan. Hal yang sangat wajar, karena tak semua isi dari sebuah novel yang layak untuk dipertontonkan. Selain itu, gue sih ngerasa kalau film itu membatasi daya imajinasi gue dalam membayangkan sebuah adegan dan juga perwujudan dari tokoh yang ada. Selama ini gue selalu coba buat membaca terlebih dahulu sebuah karya yang akhirnya difilmkan. Hal tersebut supaya daya imajinasi gue enggak dibatasi, misalnya dalam membayangkan tokoh pak Robert. Gue sendiri awalnya membayangkan kalau Robert Langdon ini lebih ke George Clooney, dibanding Tom Hanks. But it’s fine. Tom Hanks lebih cocok jadi seorang profesor filsuf dibanding Tom Cruise hehe. Sementara dalam pikiran gue, sosok Clooney tetap abadi sebagai seorang dokter di serial E.R. yang dulu sempat ditayangin di televisi.

Comments

  1. Udah baca nih buku, rumit juga ya jalan pikiran Dan Brown haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, pengin nulis alur cerita seperti yang dilakukan Dan Brown, tapi belum bisa haha

      Delete
  2. Pernah ditawari temen buat baca novel ini, tapi begitu ngeliat tebelnya, rasanya males. Guru saya juga pernah nyarain buat nonton filmnya kalo pengen ngeliat cerita yang bagus haha jadi pengen nagih ke temen lagi biar bisa minjem...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba baca deh gan, kalau yang seneng alur cerita yang penuh dengan misteri sejarah sekaligus investigasi gitu, pasti seneng sama alur novel dan film ini :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

My Opinion About The Book: "Mata Malam"

My Opinion About The Book: "The Blackside: Konspirasi Dua Sisi"

My Opinion About The Book: "Gadis Pemberontak"