My Opinion About The Book: "Who Will Cry When You Die?"
Judul: Who Will Cry When You Die? (Jiwai hidupmu sehingga
saat kau mati, dunia menangis sementara kau bahagia)
Terjemahan dari: ‘Who Will Cry When You Die? Life Lessons
from the Monk Who Sold His Ferrari’ terbitan HarperCollins Publishers Ltd.,
Toronto, Canada, 1999
Penulis: Robin Sharma
Penerbit: Penerbit Kaifa
Penerjemah: Airin Nisa
Tahun terbit: 2014, Oktober
Nilai (antara 1 sampai 9): 7,7
Cover:
Jujur saja, buku
ini gue temuin di lemari di rumah gue. Entah ini buku punya siapa. Tapi tadinya
enggak gue lirik sama sekali. Tapi lama-lama penasaran juga gara-gara judulnya:
‘Who Will Cry When You Die?’. Iya juga ya, siapa pula yang bakalan nangis
ketika gue meninggal. Coba iseng-iseng gue baca. Ternyata buku ini berisi
banyak motivasi hidup yang ditulis oleh salah satu motvator terkenal di Amerika
sana: Robin Sharma. Seorang pengacara yang bergelimang harta tapi merasa kosong
jiwanya, yang akhirnya menjadi motivator saetelah menemukan caranya sendiri
mengisi kekosongan jiwanya. Pengalaman pribadi inilah yang akhirnya coba
dituliskan menjadi buku. Selain buku ini ada beberapa buku lain hasil karya pak
Robin, yang enggak ada di lemari gue tentunya.
Buku ini berisi
puluhan pengalaman pribadi pak Robin dalam hidupnya, yang mengantarkan beliau
menjadi pribadi yang bahagia. Siapa coba yang enggak mau bahagia dalam
hidupnya?! Pak Robin sendiri berprofesi sebagai pengacara terkenal. Profesi
inilah yang akhirnya mendatangkan harta yang lumayan besar dalam kehidupannya.
Namun, ternyata kekayaan enggak bikin seseorang bahagia. Sebuah pernyataan
klise, mungkin. Akhirnya, proses pencarian kebahagiaan dan ketenteraman hati
mulai dilakukan pak Robin. Langkah-langkah spiritual kecil kemudian
dilakukannya, agar merasa lebih bahagia dalam hidup. Uniknya, ada beberapa hal
yang dia tuliskan sebagai pengalaman pribadi, yang sesuai dengan nilai ajaran
Islam yang pernah gue baca di beberapa buku sebelumnya.
Berbuat baik
merupakan sebuah nilai universal. Nilai positif yang didapat pak Robin setelah
melakukan proses spiritual dalam hidupnya menjadikan beliau semakin positif
dalam menghadapi hidup. Ajaran yang bisa dipraktikan oleh manusia secara umum,
tanpa memandang suku, agama, ras, golongan, gender, dan lainnya. Intinya metode
ringan yang diterapkan oleh pak Robin dalam hidupnya, bisa kita terapkan pula
di keseharian kita. InsyaAllah, setelah beberapa lama kita menerapkan hal
tersebut, membuat hidup kita menjadi lebih tenang, lebih bahagia.
Buku ini
menginspirasi. Memberikan beberapa hal ringan yang bisa kita tiru, yang bisa
membuat hubungan antara kita dengan orang lain menjadi lebih baik. Gue awalnya
sih mikir ini buku berisi tentang kriteria orang-orang yang bisa dekat dengan
kita, yang kemudian bakal nangis sesegukan di makam gue nanti. Eh, taunya ini
buku isinya tentang motivasi diri. Mengajarkan beberapa metode memperbaiki
hubungan dengan orang lain. Meningkatan rasa optimis terhadap kemampuan diri.
Sehingga dengan kualitas diri yang lebih baik, dan lebih bermanfaat bagi banyak
orang, yang akhirnya membuat kita menjadi pribadi yang penting dalam kehidupan.
Di akhir perjalanan, semoga banyak orang yang merasa kehilangan ketika kita
tiada. Mungkin begitu maksud pak Robin dalam buku ini. Silahkan baca sendiri.
Hehe.
Comments
Post a Comment