My Opinion About The Book: "1 Jam Bersama Nabi"

Judul: 1 Jam Bersama Nabi
Penulis: Tasirun Sulaiman
Penerbit: Noura Books (PT Mizan Publika)
Tahun terbit: 2013, Desember
Nilai (antara 1 sampai 9): 8
Cover:


Guys, kembali lagi di blog gue. Kali ini gue bakalan ngereview satu lagi karya mas Tasirun Sulaiman. Dulu pernah gue tulis review salah satu bukunya yakni “Tuhan yang Kesepian”. Sekarang satu lagi buku mas Tasirun yang judulnya “1 Jam Bersama Nabi”, bakalan gue nukil sedikit di blog gue ini. Buku ini gue temuin di tumpukan buku bertema agama yang didiskon gila-gilaan di salah satu toko buku di deket rumah gue, di bulan ramadhan 2016 yang lalu. Entah kenapa, buku bertema agama ini selalu didiskon sesadis mungkin di toko-toko buku besar. Padahal isinya itu loh, berharga banget, karena mengajarkan kita soal agama, etika, moral, dan kebijaksanaan, berdasar perintah agama. Akan tetapi, setelah gue pikirin lagi, mending enggak apa-apa di jual murah juga. Toh, dengan dijual murah, buku-buku itu justru banyak dilirik pembaca. Lumayan hemat di kantong juga. Hehehe.

Sekarang soal bukunya sendiri nih guys. Kayaknya sih pas nulis buku ini mas Tasirun lagi didera masalah pribadi yang berat, sehingga mesti ‘ngumpet’ di sebuah pesantren untuk menenangkan dirinya. Entah itu nyata, atau hanya sebuah pengantar untuk pembaca masuk ke dalam tema buku ini. Tapi gue sih percaya, pengalaman hidup yang berat itulah yang memaksa mas Tasirun kembali membuka-buka pengetahuan agamanya di sebuah pesantren, demi mendapatkan jawaban akan permasalahan yang digelutinya. Pokoknya, karena permasalahan pribadinya, sang penulis mendapat ide untuk menulis buku ini. Sebuah hal yang mesti disyukuri para pembaca awam kayak gue. Oh iya, kapan gue bahas soal isi bukunya yah hahaha...

Buku ini berisi tentang beberapa hadist yang coba dibaca dan dipahami mas Tasirun di sebuah pesantren. Kondisi pesantren yang mendukung, membuat penulis menjadi leluasa untuk mengkaji makna dari hadist dibenturkan dengan kondisi nyata yang terjadi di negeri ini. Terutama, menyangkut segala hal yang hadir di lingkup kehidupan mas Tasirun pribadi. Keunikan teknik penulisannya kali ini, yang masih berupa esai, seperti di buku sebelumnya yang sempet gue review, adalah bagaimana mas Tasirun membayangkan sebuah percakapan pribadi dirinya dengan Rasulullah SAW ketika mengkaji hadist tersebut. Dialog imajiner itu mengantarkan pembaca untuk lebih memahami makna yang terkandung dalam sebuah hadist, juga kondisi seperti apa yang melatari adanya hadist tersebut. Hal ini lagi-lagi membantu gue sebagai orang awam, untuk memahami apa makna sebuah hadist secara utuh.

Selama ramadhan, gue banyak beli dan baca buku bertema agama. Gunanya untuk memperdalam agama gue sendiri lah. Selain harga bukunya itu tadi yang murah-murah. Tapi bermacam pengetahuan agama yang sangat berharga berhasil gue dapet di dalamnya. Ada sedikit keinginan gue untuk nulis pengalaman spiritual religius yang gue alami selama hidup. Tapi, kapasitas gue dalam memahami berbagai ilmu agama masih sangat kurang. Butuh asupan bacaan, dan banyak ustadz juga kiyai untuk menyempurnakan itu semua. Semoga diberi kesempatan untuk mendalami ilmu agama, agar bisa gue bagi kepada banyak orang kelak. Mohon do’a dan dukungannya dari kalian ya, Guys! Sampai jumpa lagi di lain kesempatan~

Comments

Popular posts from this blog

My Opinion About The Book: "Mata Malam"

My Opinion About The Book: "The Blackside: Konspirasi Dua Sisi"

My Opinion About The Book: "Gadis Pemberontak"