My Opinion About The Book: "Anna Karenina"

Judul: Anna Karenina
Terjemahan dari: ‘Anna Karenina’, Moscow, 1878
Penulis: Leo Tolstoy
Penerbit: Gradien Mediatama
Penerjemah: Tim Penerjemah Gradien Mediatama
Tahun terbit: 2013 (Dikisahkan oleh Svetlana Belova)
Nilai (antara 1 sampai 9): 8,3
Cover:

Balik lagi di blog gue guys! Kali ini gue bakalan ngebahas salah satu mahakarya di bidang sastra nih, novel legendaris karya Leo Tolstoy: Anna Karenina. Sayangnya gue sendiri bisa dibilang cuma dapet versi yang entah generasi keberapa. Ini pun versi cerita ulang yang lebih ringkas, alias rangkuman, yang disarikan oleh Svetlana Belova. Di cover bukunya sendiri ditulis kalo mbak Svetlana ini salah satu penikmat sastra. Tapi meski diringkas, enggak ngerusak alur dan makna cerita novel itu sendiri. Om Leo Tolstoy sendiri adalah salah satu sastrawan besar asal Rusia, lahir di abad ke-19, yang karya-karyanya memberikan pengaruh yang besar bagi dunia sastra. Banyak penulis dan sastrawan besar yang terinspirasi oleh eyang Leo ini. Sebetulnya gue masih coba cari-cari versi asli dan versi terjemahan bahasa Indonesianya. Katanya sih novel ini baik versi asli, maupun terjemahan bahasa Inggris juga terjemahan bahasa Indonesia, bisa nyaris mencapai seribu halaman!

Anna Karenina adalah istri dari seorang bangsawan bernama Count Alexei Alexandrovich Karenin yang dikenal sebagai wanita yang cantiknya luar biasa. Pria manapun memuji kecantikan Anna, dan menganggap Count Karenin sungguh beruntung mendapatkannya. Pasangan ini hidup bahagia dan memiliki seorang anak bernama Seryozha. Suatu waktu, Anna diundang oleh kerabatnya untuk menghadiri salah satu pesta debutante, sebuah acara perayaan yang biasa diadakan bangsawan Rusia untuk menyambut anak gadisnya yang beranjak dewasa. Bisa dibilang mirip-mirip acara ultah sweet seventeen gitu lah. Pada acara itulah, salah seorang saudara ipar Anna bernama Ekatrina Schcherbatskaya, yang biasa dipanggil Kitty, memproklamirkan kedewasaannya. Momen pesta yang juga biasa dijadikan ajang pencarian jodoh bagi si gadis remaja yang tumbuh dewasa.

Sebenarnya tujuan Anna pergi menghadiri undangan kerabatnya tak hanya untuk berpesta, tapi untuk memperbaiki hubungan rumah tangga adik lelakinya Stiva dan istrinya Dolly. Kitty yang merupakan adik Dolly, senang akan kedatangan Anna, bahkan kagum akan sikap sopan santun dan kecantikannya. Namun, yang terjadi kemudian Anna membuat tamu yang hadir di pesta debutante Kitty, terutama para lelaki, terhipnotis akan kecantikannya yang melegenda. Sementara itu, Kitty sebagai tuan rumah merasa di nomor duakan di acara pestanya sendiri. Lebih parahnya lagi, Vronsky seorang tentara muda yang lumayan tampan, sosok lelaki yang diidamkan Kitty justru memilih untuk mendekati Anna. Hubungan Anna dan Vrosnky inilah yang menjadi pusat cerita dari novel. Bagaimana penikahan seorang bangsawan ternama Count Karenin menjadi sorotan. Seorang yang memiliki karir sukses, tapi tak mampu menjaga kesuksesan rumah tangganya. Selain itu, proses pendewasaan diri Kitty dalam proses mencari cinta sejatinya, turut mewarnai alur novel. Ceritanya begitu klasik. Sebuah cerita yang berujung pahit.

Kisah Anna Karenina ini sendiri adalah salah satu mahakarya dari eyang Leo Tolstoy yang sudah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa, juga telah diadopsi jadi beberapa bentuk sastra lainnya, baik drama, teater, hingga film. Mbak Svetlana cukup berhasil meringkas kisah ini menjadi hanya lebih dari 200 halaman dari novel aslinya yang nyaris mencapai seribu halaman. Eyang Leo membuat novel yang tebalnya enggak kira-kira ini karena jiwa perfeksionisnya. Setiap detail novel ini, mulai dari penggambaran latar tempat, jenis pakaian yang dikenakan, hingga gestur dan sosok fisik dari semua tokoh yang ada, digambarkan dengan amat detail. Detail itulah yang coba dirangkum oleh mbak Svetlana, demi merangkul para pembaca pemula untuk bisa menikmati karya sastra kelas dunia ini. Di era globalisasi yang serba instan ini, minat anak muda terhadap buku bacaan yang halamannya nyaris seribu emang nyaris mendekati kepunahan. Mbak Svetlana menangkap fenomena itu, dan coba menyederhanakan novel legendaris ini menjadi bacaan ringan yang layak untuk dibaca oleh generasi sekarang yang lebih menyenangi karya visual seperti film.

Comments

Popular posts from this blog

My Opinion About The Book: "Mata Malam"

My Opinion About The Book: "The Blackside: Konspirasi Dua Sisi"

My Opinion About The Book: "Gadis Pemberontak"