My Opinion About The Book: "Kalau Einstein Lagi Cukuran, Ngobroli Apa Ya?"
Judul: Kalau Einstein Lagi Cukuran, Ngobroli Apa Ya?
(Lebih banyak lagi penjelasan ilmiah tentang peristiwa sehari-hari)
Terjemahan dari: ‘What Einstein Told His Barber (More
Scientific Answer to Everyday Questions)’ terbitan Dell Publishing Group, 2000
Penulis: Robert L. Wolke
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Alex Tri Kantjono W.
Tahun terbit: 2004, Februari (Cetakan ke-2)
Nilai (antara 1 sampai 9): 8
Cover:
Selamat pagi
Indonesia! Morning guys, hehehehehe... Balik lagi nih ke blog gue. Kali ini gue
bakalan ngereview salah satu buku jadul yang ada di kamar gue. Sebenernya gue
beli buku ini dulu pas masih tercatat sebagai mahasiswa ilmu kimia murni ITB,
masa-masa jaya gue di Bandung dulu, pas zaman bu Mega masih tinggal di Istana
Negara. Buku karya om Robert L. Wolke, seorang ilmuwan kimia Amerika Serikat.
Sebelum merilis buku ini, om Robert sempet ngerilis buku berjudul “Einstein Aja
Enggak Tau!” terbitan Gramedia. Sayangnya, waktu itu gue enggak sempet beli,
malah beli yang satunya ini yang judulnya “Kalau Einstein Lagi Cukuran,
Ngobrolin Apa Ya?”. Tapi enggak apa-apa sih, dua-duanya juga sama-sama karya om
Robert. Suatu saat mungkin bisa beli buku satunya lagi. Alasan gue beli buku
ini, ya jelas kehipnotis sama judul bukunya. Kalau gue bisa tau apa yang
Einstein enggak tau, bisa dibilang pengetahuan gue lebih baik daripada
Einstein. Hahaha. Enggak gitu juga sih, dari dulu gue emang tertarik dengan
sains. Meski sepuluh tahun terakhir lebih tertarik dengan ilmu sosial.
Buku ini secara
garis besar berisi dengan fenomena apa saja yang terjadi di keseharian manusia.
Kejadian sepele itu kemudian sama om Robert dibahas secara ilmiah. Penjelasan
ilmiah buku ini cukup sederhana, sehingga meski pembaca buku ini kurang paham
akan dunia matematika, fisika, dan kimia, pembaca masih memahami penjabaran om
Robert. Buku ini mengangkat rahasia di balik kemampuan pesawat untuk terbang,
soal lampu pendar alias lampu neon (meski di dalemnya kadang lebih sering
dipakai senyawa argon, bukan neon), lalu ada manfaat matahari dan gravitasi
bagi kehidupan manusia. Ada juga soal proses ilmiah yang terjadi ketika kita
ngebuka botol minuman bersoda yang sebelumnya telah dikocok terlebih dahulu.
Dalam dunia awam kita mengenal ini sebagai hal iseng, yang bikin minuman tumpah
ke baju, bahkan ke muka. Juga soal cuci mencuci pakaian, dan rahasia di balik
bahan-bahan deterjen di rumah kita. Banyak pengetahuan baru yang bisa kita
dapatkan, yang nantinya mungkin bisa kita bagikan pada keluarga. Tak lupa
mengenai udara, dan mengapa langit dan laut berwarna biru.
Om Robert
menerapkan kelimuan yang digelutinya dalam mengurai permasalahan sehari-hari
hidup manusia. Ia coba mengenalkan masyarakat awam terhadap ilmu eksakta, yang
di Indonesia ini udah kayak musuh bebuyutan yang mesti dihindari dalam hidup. Om
Robert coba memaparkan sisi ramah sains bagi orang awam. Menurut gue itu
berhasil. Buku ini layak buat dibaca pelajar usia pendidikan menengah, mulai
dari kelas 7 sampai mahasiswa. Semoga buku-buku sejenis banyak dirilis di
Indonesia. Baik buku terjemahan, atau kalau bisa sihbuku tulisan ilmuwan aseli
negeri ini sendiri. Biar bisa berbagi pengalaman dalam belajar waktu sekolah,
misalnya. Masalahnya, saat ini jarang ada orang Indonesia menggeluti keilmuan
eksakta sampai ke profesor guys. Memang ada sih beberapa persen di antaranya,
dan ajaibnya, warga Indonesia yang memilih untuk menggeluti dunia eksakta dalam
hidupnya, ternyata mampu menjadi ilmuwan yang diperhitungkan di dunia! Salah
satu yang paling terkenal siapa lagi kalau bukan Presiden ke-3 Indonesia, B. J.
Habibie. Marilah kita coba mencintai sains lewat buku ini. Worthfull.

Comments
Post a Comment