My Opinion About The Book: "Muslimonot"
Judul: Muslimonot, Menjadi Muslim: Menjadi Astronot di
Bumi
Penulis: Husain Matla
Penerbit: Big Bang
Tahun terbit: 2008, Januari
Nilai (antara 1 sampai 9): 8
Cover:
Balik lagi di blog
gue, Guys! Kali ini gue bakalan review buku yang udah lamaaaaa banget gue baca,
tapi syukur alhamdulillah gue masih inget sedikit-sedikit isinya. Kenapa gue
pengen review buku ini, karena judulnya yang unik: “Muslimonot”. Maka dari itu,
berhubung gue pengen nulis reviewnya, gue ubek-ubek lagi kamar gue buat nyari
di mana ngumpetnya itu buku. Akhirnya ketemu juga setelah sebuah pencarian yang
panjang. Enggak mesti kayak Biksu Tong juga sih yang perjalanan ke baratnya
enggak sampe-sampe. Setelah ketemu, gue baca lagi bukunya sekilas, buat
ngerangkum esensi buku itu sendiri, takut salah tulis di review gue kali ini.
Kan pertanggung-jawabannya lumayan berat tuh kalo gue salah tafsir. Oke, buku
jadul ini gue dapet dari Bapak gue yang gue hormati, ketika waktu itu gue
pulang dari toko buku. Beliau cuma bilang kalo dia punya buku baru, dapet
dikasih temennya, coba dibaca. Gue sih langsung iya aja, karena emang dasarnya
demen baca sih.
Gue langsung
tertarik sama judul “Muslimonot”. Pas gue baca judul tambahannya “Menjadi
Muslim: Menjadi Astronot di Bumi”, gue bisa bayangin gimana maksudnya, dan
ternyata enggak jauh dari dugaan gue. Buku ini ngebahas gimana cara menjadi
muslim yang baik di era modern ini. Kehadiran seorang muslim di dunia, adalah
untuk menjalankan misi yang diperintahkan Allah SWT. Bak seorang astronot di
film-film yang datang di sebuah planet guna menjalankan misi, dan setelah misi
selesai astronot tersebut balik kandang, seorang muslim juga menjalankan misi sejak
lahirnya mereka di bumi hingga napas terakhirnya. Jika seorang astronot
mendapatkan panduan untuk menjalankan misinya, muslim pun demikian dengan
adanya Al-Qur’an sebagai pedoman. Semua sudah tersedia lengkap, dan tinggal
diterapkan dalam keseharian muslim itu sendiri. Namun, sayangnya panduan
tersebut kerap ditinggalkan, hanya menjadi pajangan di lemari buku saja. Saat
ini manusia disibukan dengan kegiatan duniawi yang berorientasi hanya kepada
kepuasan lahiriah semata.
Penulis buku ini
kemudian mengkritisi kehidupan muslim saat ini yang ditawan oleh kekuatan
kapitalisme, sehingga dalam pikirannya hanya berorientasi pada kekayaan materi.
Hal tersebut lalu dibandingkan dengan zaman keemasan Islam di masa setelah
wafatnya Rasulullah SAW, hingga momen runtuhnya kekhalifahan Islam Ottoman di
awal abad ke-20. Nilai sosial berdasarkan Islam, membuat umat islam di masa lalu
saling membantu dan melindungi, hingga berujung pada kekuatan yang tak
tertandingi. Hal tersebut karena kepasrahan umat Islam secara keseluruhan
terhadap apa yang ditentukan oleh Allah SWT semata. Buku ini coba mengupas
nilai-nilai apa saja yang membuat Islam di masa lalu begitu kuat dan maju, yang
membuat kekhalifahan Islam ibarat sebuah negara adidaya. Kemudian nilai-nilai
itu dibandingkan dengan apa yang dimiliki negara adidaya di era modern ini.
Menurut gue, isi
buku ini cukup lengkap loh. Mulai dari sejarah Islam sekaligus sejarah dunia,
perkembangan iptek, terus perbandingan ideologi, sejarah Amerika Serikat
beberapa kali dicatut sebagai perbandingan, lalu perkembangan pengetahuan di
Eropa, hingga nilai-nilai yang harus ditanamkan oleh seorang muslim, agar kelak
bisa kembali meraih kejayaannya seperti di masa lalu, semua ditulis dengan
rinci. Apapun yang baik, harus kita ambil sebagai pengetahuan baru yang bisa
kita manfaatkan di kehidupan kita. Buku ini salah satu bacaan yang berisi
banyak hal baik. Sudah barang tentu buku ini bermanfaat. Sepertinya buku ini
enggak ada di pasaran. Lagian menurut gue sih, dari sejak awal buku ini enggak masuk
juga ke toko buku terkenal. Toh bapak kandung gue aja dapet dari temennya. Jadi
kalo mau baca, maen-maen aja ke rumah gue yah.
Comments
Post a Comment