My Opinion About The Book: "2 States"
Judul: 2 States
Terjemahan dari: ‘2 States’ terbitan Rupa Publications India Pvt. Ltd.,
India, 1949
Penulis: Chetan Bhagat
Penerbit: Bentang (PT Bentang Pustaka)
Penerjemah: Marcalais Fransisca
Tahun terbit: 2013, Oktober
Nilai (antara 1 sampai 9): 8,2
Setelah beberapa hari lalu gw
nulis tentang film “2 States”, karena gatel aja pengin ngeluapin sedikit
kekecewaan tentang perbedaan antara novel dan film adaptasinya,
sekarang waktunya gw nulis review novel pop karya Chetan Bhagat berjudul “2
States” ini. Pertama-tama gw tentu berterima kasih tak henti-hentinya kepada
sosok teman yang selalu meminjamkan koleksi bukunya ke gw. Buku lamamu jadi
buku baru buatku. Aku kamu? Ciyee... Alah, enggak gw banget kalimatnya. Satu
do’a buat teman gw itu, semoga suatu saat dirimu bisa buka perpustakaan.
Hehehe. Langsung saja kita bahas isi novelnya sendiri gimana.
Novel ini bercerita tentang Krish
dan Ananya, yang lahir di keluarga yang sangat mengagungkan budaya leluhurnya.
Keduanya bertemu kala mengambil studi di kampus yang sama. Mereka pun memadu
kasih tanpa sepengetahuan keluarga. Hingga kemudian keduanya memutuskan untuk
masuk ke jenjang yang lebih serius, dimulailah konflik demi konflik dalam
perjuangan kisah cinta mereka. Dua kultur yang dijunjung Krish dan Ananya ternyata
merupakan kultur yang sangat bertolak belakang. Keluarga Krish yang Punjabi
dari India Utara memiliki pendapat miring tentang suku Tamil dari Selatan. Pun
serupa Ananya, yang kebetulan lahir sebagai keturunan Tamil Brahman di India
Selatan. Keluarga gadis itu memandang sebelah mata orang-orang India Utara.
Sepasang kekasih itu pun sempat
beberapa kali berputus asa dalam memperjuangkan pengakuan dari dua keluarga.
Menikah memang tak hanya menyatukan dua sejoli yang dimabuk asmara, tetapi pula
harus menyatukan dua keluarga demi keharmonisan rumah tangga keduanya di masa
depan. Ini serius loh, meski gw sendiri belum menikah, dan entah kapan gw nikah
(ga usah ditanya!), gw paham banget bahwa keluarga dekat bisa mempengaruhi
keputusan sepasang suami-istri dalam menjalani mahligai rumah tangganya.
Bagaimana cara Krish dan Ananya menyelesaikan konflik rumit yang terjadi di
antara mereka dan keluarganya? Baca aja sendiri lah novelnya. Haha. Buat yang
enggak suka baca novel, nonton aja filmnya, meski kalian akan melewatkan
beberapa hal penting yang hanya bisa ditemukan di dalam novel.
Gw yakin om Chetan Bhagat ini
tengah mengemas perjalanan hidupnya saat dia muda dulu ke dalam cerita fiksi.
Gw pun sangat yakin om Chetan ini (kok jadi ngeri ya nama panggilannya?)
benar-benar mengalami konflik antar budaya saat coba meminang istrinya dulu.
Hal ini gw percaya karena di sampul depan novel ini terdapat embel-embel “story
of my marriage”, yang bikin gw mengasumsikan bahwa cerita fiksi antara Krish dan
Ananya ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. Indikasinya sangat kuat saat
gw baca lembar demi lembar halaman novel. Baca sendiri aja kalo enggak percaya,
dan lu pada bakalan ngerti maksud gw.
Novel om Chetan versi terjemahan
Indonesia ini sepertinya mengadopsi kata demi kata secara nyaris sempurna dari
versi aselinya yang ditulis dalam bahasa Inggris. Bergaya sastra pop ala western
culture, novel ini bener-bener ringan, kocak, bikin enggak bosen dibaca. Gw aja
baca buku ini sekali lahap dalam waktu setengah hari. Lalu kemudian membacanya
lagi hanya demi mendalami tentang makanan khas India yang digambarkan dalam
novel. Lah, namanya juga doyan makan, jadi fokus gw pada kuliner adalah
keniscayaan yang hqq. Tak sedikit budaya lokal India dipaparkan dalam buku ini,
sehingga menambah khazanah pengetahuan gw tentang negeri joget-joget itu. Novel
ini pun membuat gw tertarik membaca karya-karya om Chetan lainnya. Oke,
daripada gw diganggu om Chetan, lebih baik gw akhiri tulisan gw malam ini. I’m
out!
Comments
Post a Comment