My Opinion About The Book: "Detektif Ulung Blomkvist"


Judul: Detektif Ulung Blomkvist
Terjemahan dari: ‘Masterdetektiven Blomkvist’ terbitan AB Raben & Sjogren Bokforlag, Swedia, 1946
Penulis: Astrid Lindgren
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Agus Setiadi
Tahun terbit: 1993, November
Nilai (antara 1 sampai 9): 8,1
Cover:
Setelah sekian lama gak ngisi blog, akhirnya gw kembali berkesempatan mengisi blog ini dengan review buku jadul yang udah gw baca berkali-kali sejak gw SMP: “Detektif Ulung Blomkvist”. Eh, beberapa hari lalu gw nulis tentang film ternyata. Gw lupa hahaha—faktor U. Detektif Blomkvist ini merupakan salah satu karya fiksi karangan penulis cerita anak dan remaja asal Swedia, bu Astrid Lindgren. Dari tiga seri cerita tentang detektif remaja Kalle Blomkvist ini, kebetulan hanya satu buku terbitan Gramedia ini aja yang pernah gw baca (karena entah gimana caranya bisa ada di kamar kakak gw waktu gw masih ABG). Sisanya belum, semoga suatu saat bisa baca dua seri lainnya, meski gw ga tau jg sih mesti nyari di mana dua buku itu, soalnya yang versi Gramedia aja dirilis pertengahan era 90an.

Buku ini berkisah tentang Kalle Blomkvist seorang anak berusia 12 tahun yang berlagak seolah-olah dirinya merupakan detektif ulung. Yah, emang cita-cita si Kalle jadi detektif, mungkin bisa dibilang obsesi daripada cita-cita. Bersama dua sahabatnya, Anders dan Eva-Lotta, Kalle mencurigai saudara Eva-Lotta yang tiba-tiba berkunjung ke kotanya, dengan alasan liburan. Kedatangan sosok misterius bernama Paman Einar itu bertepatan dengan peristiwa pencurian kalung permata yang diberitakan surat kabar. Kalle dan sahabatnya, yang tergabung dalam kelompok mawar putih, menduga ada hubungan antara Paman Einar dengan kasus kriminal itu. Apalagi setelah kedatangan dua kawan Paman Einar yang mencurigakan. Kelompok mawar putih pun berusaha memecahkan kasus tersebut.

Detektif muda Blomkvist mungkin tak sepopuler tokoh fiksi karangan bu Astrid lainnya, semisal si Pippi atau Emil yang sampai dibikin banyak buku. Kalle Blomkvist, atau lebih populer dengan nama Bill Bergson, memiliki cerita yang lebih menarik buat gw. Alurnya yang seperti manga/anime Metantei Conan, meski dengan alur yang lebih realistis dan berlatar Swedia di era tahun 1940an, cukup menegangkan saat dibaca malam-malam di ruangan sepi. Kisah-kisah detektif begini emang serada mirip alur kisah horor sih. Lebih banyak adegan mengendap-endap di gelap malam, daripada ngopi-ngopi cantiknya hehehe. Tapi, tenang aja, masih layak baca untuk semua umur kok.

Meski serupa dengan kisah-kisah detektif cilik populer lainnya, Kalle Blomkvist memiliki ciri khasnya sendiri. Latar Swedia, tingkah polos dan cenderung ceroboh dari trio kelompok mawar putih, apalagi saat berseteru dengan kelompok mawar merah, dan penuturan kisah ala bocah, membuat karya bu Astrid ini tampak ringan dan layak dibaca anak kecil. Kalle dan dua sahabatnya betul-betul menggambarkan tipikal anak kecil yang beranjak remaja. Mencari pengakuan dari orang dewasa, sekaligus dianggap sepele oleh kaum lebih tua itu. Yah, namanya juga anak-anak. Apa saja tingkah laku mereka terkadang dianggap tak serius oleh orang dewasa. Kemunculan Detektif Blomkvist yang nyaris berbarengan dengan kemunculan Seri Lima Sekawan karangan Enid Blyton, mungkin menjadi salah satu faktor mengapa detektif remaja asal Swedia ini kurang populer. Namun, menurut gw sih lebih seru Kalle Blomkvist dari pada Julian dan kawan-kawan. Itu sih selera.

Comments

Popular posts from this blog

My Opinion About The Book: "Mata Malam"

My Opinion About The Book: "The Blackside: Konspirasi Dua Sisi"

My Opinion About The Book: "Gadis Pemberontak"