My Opinion About The Book: "I Am Zlatan"
Judul: I Am Zlatan (English Version)
Penulis: David Lagercrantz and Zlatan Ibrahimovic
Penerbit: -
Penerjemah: Ruth Ubrom
Tahun terbit: 2011
Nilai (antara 1 sampai 9): 8
Cover:
Kembali lagi gw coba isi blog gw
dengan review buku yang menurut gw seru. Jujur aja, ini kali pertama gw baca
buku tentang biografi pemain sepak bola. Ini pun versi e-book, karena gw gak
tau ternyata di Indonesia ini udah rilis versi terjemahan Indonesianya,
berjudul “Saya Zlatan” terbitan KPG. Kegoblokan yang membawa gw pada kegoblokan
lainnya yang tak usah diceritakan di sini, karena hal itu benar-benar
memalukan. Intinya, suatu saat gw mesti baca buku versi terjemahan itu dan
membandingkannya dengan terjemahan yang gw bikin sendiri demi memenuhi
persyaratan penerimaan kerja di salah satu perusahaan penerbit yang akhirnya
gagal gw ambil gara-gara kecerobohan gw sendiri. Eh, kok malah keceplosan. Lah,
mari kita lanjut aja review bukunya. Lebih tepatnya review e-book.
Siapa sih yang enggak kenal
Zlatan Ibrahimovic? Seorang pesepak bola cerdas asal Skandinavia, keturunan
Bosnia, memiliki fisik kekar bak petarung UFC, pencetak gol handal dan sedikit
bengal. Tentu saja penggemar sepak bola pasti mengetahui kiprah beliau. Zlatan
adalah seorang pemain yang beruntung bisa membela tiga klub raksasa Serie-A,
Juventus, Inter, dan AC Milan, dan membawa tiga tim tersebut menjadi juara.
Zlatan pun pernah berkiprah di Ajax dan Barcelona, dua klub ternama Eropa yang
dikenal dengan akademi sepak bola mudanya. Kiprahnya di Eropa berakhir di
Manchester United, setelah meraup sukses di Prancis bersama Paris
Saint-Germain, meski gagal merebut gelar kompetisi Eropa. Kini Zlatan atau Ibra
bermain L.A.Galaxy, klub liga MLS Amerika Serikat, L.A.Galaxy.
Biografi Zlatan ini ditulis atas
hasil pengamatan dan wawancara David Lagercrantz dengan Zlatan Ibrahimovic
sendiri. Atas persetujuan sang pemain pulalah buku ini dirilis, jadi bisa
dibilang autobiografi juga sih. Buku ini dibuka dengan konflik antara Zlatan
dengan Pep Guardiola di Barcelona, kemudian dimulailah penuturan tentang awal
karir sepak bola sang pengutil cilik dari mulai menjadi pesepak bola jalanan
yang gemar mencuri, masuk akademi Malmo, dan seterusnya, dan seterusnya. Hal menarik
yang dapat kita temukan di buku ini adalah tentang sikap arogan Zlatan yang
semaunya sendiri, urakan, tapi sekaligus polos, yang kemudian mendatangkan
hal-hal menarik dalam karirnya sebagai pesepak bola. Bisa dibilang Zlatan
adalah sosok pesepak bola beruntung, di sisi finansial, memenangi banyak liga,
tapi tidak satu pun gelar tingkat Eropa.
Kebengalan Zlatan yang
ampun-ampunan merupakan caranya berontak terhadap nasib buruk yang menimpa
orang tuanya, yang hidup miskin di Swedia, dengan anggota keluarga yang
menghadapi trauma perang Balkan serta kecanduan narkoba. Maka, sang pencuri
cilik yang tak suka dengan anak-anak kaya itu akhirnya memutuskan untuk
mengasah skill sepak bola guna memperjuangkan ekonomi keluarga sekaligus
membuktikan diri kepada orang-orang yang memandangnya sebelah mata, terutama di
awal karir sepak bolanya di Swedia sonoh. Kalo gw sendiri menganggap kisah
hidup si Zlatan ini nyaris mirip sinetron deh. Si miskin yang bisa mengubah
nasib lewat sepak bola, dan kemudian menggapai banyak mimpinya.
Ditulis saat Zlatan merumput
bersama AC Milan, biografi ini bisa dijadikan sebagai motivasi bagi siapa saja
yang tengah terpuruk menghadapi hidup yang runyam, tak harus pemain sepak bola,
siapa saja pantas membaca buku ini dan menjadikannya sebagai motivasi. Seorang
pemain yang gigih dengan prinsip hidup yang sedikit konyol, seperti mendengar
tapi tak mendengar, pamer tapi tak pamer, sombong tapi tak sombong, semaunya
sendiri, mampu meraih cita-cita karena yakin akan kemampuannya dan tak peduli
dengan nada sumbang yang mengkritiknya. Just be yourself. Beberapa tingkah
konyol Zlatan di waktu muda bisa dilihat di biografi ini, mulai dari mencuri
sepeda di akademi sepak bolanya, salah memilih agen bagi karirnya, konflik
dengan mantan klub, konflik dengan pelatih Barca, hingga komentarnya terhadap
beberapa pelatih sepak bola ternama yang telah bekerja sama dengannya.
Meski gw belum pernah baca
biografi pemain sepak bola lainnya, gw jamin biografi Zlatan ini berbeda dari
buku biografi pesepak bola lainnya. Kang David berhasil mengemas penuturan bang
Zlatan dalam dialog-dialog yang lucu dan menggemaskan, sehingga tak jarang
mengundang tawa. Salah satu adegan yang enggak bisa gw lupa adalah
percakapannya dengan Pep saat dirinya mulai dipinggirkan sang pelatih akibat
kritik yang dilontarkannya. Juga tentang cara bang Zlatan membandingkan Mou dan
Pep saat Barca bertemu Inter di Liga Champions, betul-betul seru. Emosi Zlatan
yang meledak-ledak membuat biografi ini kayak film action ala Hollywood, tapi
ga tau juga sih versi Indonesianya selucu itu atau tidak. Jika enggak, silakan
baca versi terjemahan gw di rumah. Hehehe.
Comments
Post a Comment