Posts

Showing posts from June, 2015

My Opinion About The Book: "#NasihatDiri"

Image
Judul: #NasihatDiri – Menyelami Hidup dari Makna ke Makna Penulis: Teddi Prasetya Yuliawan Penerbit: Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai (PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri) Tahun terbit: 2014, Agustus Nilai (antara 1 sampai 9): 8,5 Cover: Beberapa saat setelah gue bikin tulisan blog tentang renungan ramadhan, gue dikasih pinjem buku yang berjudul #NasihatDiri ini guys. Pas pertama gue liat, langsung muncul pertanyaan: kenapa ini judulnya pake tanda pager segala?! Ternyata buku ini kumpulan dari tuit-tuit bijak sang penulis yang akhirnya dikumpulkan menjadi satu buku dan ditambahkan beberapa penjelasan. Seperti biasa, buat yang sering bikin kultwit di Twitter – ya iyalah kultwit mah di twitter, kalo di fesbuk ya kulbuk atau kulfes namanya – tanda pagar menjadi penanda twit kita, agar mudah dicari karena masuk dalam pengelompokan tertentu. Tadinya sih gue berpikir ini buku motivasi biasa. Ternyata ada sesuatu yang lain di dalamnya. Banyak buku motivasi lain ...

Sebuah Ucapan Maaf

Ibu, maafkan aku. Semua yang sudah ku rencanakan kali ini berujung kegagalan. Entah kapan terakhir kalinya aku mendapatkan keberhasilan dari sebuah rencana hidup kecil yang ku siapkan. Ini bukan tentang selera, ini tentang sebuah pilihan. Dengan memilih yang terbaik, mungkin adalah cara paling bijak yang ada saat ini. Tetapi terbaik itu subjektif, Bu. Aku juga ingin mendapatkan kebahagiaan seperti yang bisa didapatkan orang lain. Tiap usaha ku menuju arah itu, selalu terbentur. Ah, aku galau. Aku malu di tahun ini masih merasa galau. Belum siap, seperti apa yang mungkin Ibu harapkan. Ini semua mungkin bukan rencana yang baik, Bu. Ibu, semoga do'amu masih bergema dan melancarkan usaha ku. Semoga Yang Maha Pencipta menempatkan Ibu di tempat terbaik. Ibu, anakmu ini selalu terjebak dalam sebuah keadaan mudah. Ketika datang angin yang meneduhkan, selalu saja aku mampu menikmatinya. Namun, terkadang nafsu dan logika selalu b...

My Opinion About The Book: "Gadis Pemberontak"

Image
Judul: Gadis Pemberontak, Perjuangan Seorang Gadis Muslim Melawan Takdir di Tanah Rantau Terjemahan dari: ‘The Writing on My Forehead’ terbitan Williams Morrow an imprint of Harper Collins Publishers, 2009 Penulis: Nafisa Haji Penerbit: Literati (Penerbit Lentera Hati) Penerjemah: Alan Taufiq Hidayat Tahun terbit: 2010, Juli Nilai (antara 1 sampai 9): 7,3 Cover: Pertama kali liat buku ini, gue tertarik dengan tulisan besar di covernya yang berwarna merah menyala: Gadis Pemberontak. Wah, sepertinya menarik. Kemudian tulisan kecil di bawah judul besarnya bikin gue makin penasaran sama buku ini. Perjuangan seorang gadis muslim melawan takdir di tanah rantau, begitu katanya. Ternyata buku tersebut adalah sebuah novel, yang memang benar menceritakan apa yang terpampang di judulnya. Meski sisi religi dari cerita novel ini hanya dikupas sedikit aja. Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Saira Qader yang tinggal di Amerika Serikat bersama dengan keluarganya...

Tiga Kata Satu Tanda Tanya

Image
“Kamu lagi apa?” Hanya sepenggal kalimat itu yang tertulis dalam pesan blackberry yang ku kirim untukmu. Kalimat yang menunjukan perhatian dan rasa penasaran tentang apa yang sedang diperbuatmu saat ini. Cukup tiga kata: kamu, lagi, dan apa. Diakhiri dengan tanda tanya yang menunjukan bahwa aku ingin sekali mengetahui keberadaanmu setiap waktu. Namun, kata-kata yang terus aku ulangi setiap hari tersebut nampaknya menimbulkan kejenuhan tersendiri bagimu yang kukagumi. Ah, andai saja kau tahu kebingunganku. Andai kau tahu rasa gugup yang hadir saat ingin meneruskan percakapan denganmu, tetapi dihalangi keterbatasan kata. Entah hilang kemana segala kata yang pernah kupelajari di bangku sekolah dulu. Ingin rasanya diri ini membuka kamus besar Bahasa Indonesia dan mencari kalimat indah disana untuk ku ungkap padamu. Seandainya Chairil Anwar, W.S Rendra, Taufik Ismail atau siapapun yang mampu merangkai kalimat puitis, berada di sampingku dan berikan a...

Apakah Kita Masih Perlu Ibadah? (Renungan Ramadhan)

Image
Pernahkah kita berpikir apa yang telah kita miliki adalah hal yang paling berharga? Sebuah pepatah mengatakan: “untung saja semua organ tubuh kita buatan Allah, coba kalau buatan Cina, pasti enggak bakalan awet.” Ada benarnya ucapan di atas, tiada toko onderdil yang bisa mereparasi organ tubuh kita jika ada bagian tubuh kita yang rusak. Jikalau ada, itupun tidak akan sesempurna awalnya. Tidak ada yang mampu menandingi Allah SWT dalam penciptaan tersebut. Sedikit kerusakan saja, seluruh badan langsung terasa lemah. Demam merupakan indikator awal bahwa terdapat masalah dalam tubuh kita. Sebuah sistem peringatan luar biasa yang diciptakan-Nya. Salah satu hal yang wajib kita syukuri. Allah menciptakan segala sesuatunya dengan penuh perhitungan, amat presisi. Dua mata, dua telinga, satu mulut, bentuk hidung, susunan gigi, dan masih banyak lagi yang bisa kita eksplorasi dari tubuh kita, yang menggambarkan teknologi yang tiada tara. Itu hanya sedikit bagian tubuh ...